Rabu, 18 April 2012
teknik menyontek
9 Teknik Menyontek yang
Populer
1. Memory External
Cara ini adalah yang paling sering dilakukan &
sangat efektif. Menggunakan kertas kecil,
sehingga memudahkan saat misi mencontek
dilakukan. Cara ini memiliki resiko yg tidak
terlalu besar. Mengapa? Kerena dengan
ukuran kertas yg kecil, pergerakan saat
mencontek tidaklah terlalu membuat guru
curiga & juga cukup mudah menghilangkan
barang bukti jika guru curiga. Jika guru mulai
mencurigai kita, kita bisa langsung meremas"
kertas tersebut & membuangnya jauh" atau
bisa kita sembunyikan di sepatu/kaos kaki.
Namun semua itu haruslah dilakukan dengan
sangat cepat & hati". Cara ini tidak disarankan
untuk yang duduk di depan karena sangat
beresiko tinggi.
2. Hardisk
Cara ini sangatlah beresiko tinggi. Tingkat
kegagalannya juga besar. Cara ini hanya
dipakai oleh pelajar yg malas (malas belajar
maupun malas bikin contekan ) & mempunyai
nyali tinggi. Cara ini sangat beresiko &
mempunyai tingkat kesulitan yg tinggi karena
butuh meja berkolong, harus membolak-balik
halaman, menimbulkan suara & pergerakan
yg mencurigakan. Jika ketahuan gurupun
sangatlah sulit menghilangkan jejak &
urusannya bisa panjang. Lagi-lagi cara ini
sangat tidak disarankan bagi yg duduk depan.
3. Sharing & Security
Nah cara ini juga termasuk yang paling sering
dilakukan di kelas ane. Dalam cara ini ada 2
tokoh yaitu server & client. Kelas bagaikan
sebuah jaringan komputer. Server haruslah
orang yg pintar dalam suatu mata pelajaran.
Server bertugas membagi jawaban yg ia tahu
kepada para client. Di dalam kelas haruslah
terdapat banyak server untuk berbagai
pelajaran. Karena jika hanya mengandalkan 1
server, daya jangkaunya sangat sempit. Cara
penyebaran jawaban bisa melalui sobekkan
kertas, finger code (jika soal pilihan ganda),
ataupun peer 2 peer (melalui percakapan
tanpa suara) Cara ini tidak akan berjalan baik
jika ada murid yg pelit/tukang ngibul. Cara ini
butuh waktu yg cukup lama karena butuh
waktu yg cukup lama karena harus melewati
beberapa tahapan yaitu, proses "upload"
jawaban oleh server, "download" jawaban
oleh client, & proses penyebaran jawabannya.
Cara ini dapat diaplikasikan untuk yang duduk
depan. Resiko ketahuannya tergantung pada
kekompakkan & kekreatifan dlm menyebarkan
& menerima jawaban.
4. Cari di Internet
Cara ini bermodalkan hp & pulsa. Sebenarnya
cara ini sama dengan cara no 3, bedanya
cuma teknologi yg dipake lebih canggih &
modern. Tapi resiko kegagalannya lumayan
besar. Apalagi klo ketahuan & diambil guru
tuh hp bisa" pindah kepemilikan & urusannya
bisa lebih panjang dari no. 3.
5. Spy Shot
Cara ini digunakan jika teman sebangku anda
pelit. Anda harus mempunyai mata yg tajam &
memanfaatkan waktu secepat mungkin utk
melakukannya. Cara ini kurang efektif karena
biasanya orang yg pelit berusaha semaksimal
mungkin utk menyembunyikan jawabannya.
Dia juga punya trik" yg membuat anda tidak
dpt melihat/meniru jawabannya.
6. Foto Kopi
Cara ini banyak digunakan oleh para pelajar
yg malas membuat contekan. Biasanya
mereka mem poto kupi buku cetak / catatan.
Biasanya buku/catetan difotocopy perkecil
30-40 kali.
7. Hi-Tech
Sekarang sudah jamannya teknologi. Semua
sudah terkomputerisasi. Begitupun dengan
mencontek. Sebenarnya cara ini sama dengan
cara no. 4, bedanya hanya cara ini tdk
membutuhkan pulsa. Jaman sekarang
mencontek dapat menggunakan alat" canggih
seperti hp ataupun jam tangan, dll. Untuk soal
matematika & eksak bisa menggunakan
kaluklator hp. Untuk soal b. ing/bhs asing
lainnya bisa menggunakan kamus di hp.
Untuk soal hafalan bisa menggunakan notes
di hp. Bahkan temen ane ada yg punya jam
tangan yg bisa masukin contekan.
8. Cari Inspirasi di WC
Cara ini cara yg cukup ampuh jika kita
sudah mentok & gak punya contekan.
Biasanya anda harus bekerjasama menaruh
buku/catetak/contekan lainnya di WC
(tentunya di tempat yg tersembunyi). Jika
anda bener" sudah mentok barulah anda
pergi ke WC utk melihatnya. Jangan beramai-
ramai pergi ke WC karena akan membuat
guru curiga. Tapi cara ini sudah banyak
diketahui oleh guru, jd sebaiknya berhati" lah!
9. Ngebatik
Ngebatik adalah cara mencontek dengan
media tangan ataupun meja. Cara ini adalah
cara kuno namun cenderung efektif & cukup
aman. Cara ini bisa digunakan bagi yg duduk
depan, namun harus berhati" & waspada!
Bagaimana pun juga contek-menyentek
jangan ditiru ya... Ini cuma buat rileks aja. Tapi
buat yang tetap kekeh ingin melakukan, ya
terserah :)).
Senin, 16 April 2012
Bagi para ballers penggemar dan pengikut setia kompetisi streetball terbesar Indonesia, LA Lights Streetball, pasti tahu bahwa acara ini telah sukses berjalan selama 7 tahun berturut-turut, dan telah bergulir di berbagai kota di tanah air. Dimulai dari kota Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Purwokerto, Salatiga, Manado, Semarang, Malang, dan masih banyak kota-kota lainnya, telah berkesempatan menjadi tuan rumah acara streetball paling bergengsi di Indonesia ini.
Tentu tujuan dari acara LA Lights Streetball ini adalah untuk memajukan dan mengembangkan dunia streetball di seluruh penjuru tanah air Indonesia ini. Kita tahu bahwa memang belum semua kota pernah menjadi tuan rumah Open Run, akan tetapi we all must believe that LA Lights Streetball always try and give the best to reach out for all ballers around the country.
Mungkin masih ada kota-kota lainnya yang sebenarnya telah memiliki perwakilan komunitas atau tim streetball di kota nya, akan tetapi belum pernah menjadi tuan rumah Open Run. Namun walaupun demikian, mereka tetap boleh ikut bermain di kota-kota tetangga lainnya. Bahkan, tim streetball asal pulau Bali, yaitu B-Ballaz Bali, telah menjuarai Open Run di kota Surabaya selama 2 tahun terakhir. Padahal kita tahu, pulau Bali belum pernah terpilih sebagai Open Run LA Lights Streetball. Dan masih ada tim atau komunitas lainnya yang sebenarnya belum pernah menjadi tuan rumah Open Run LA Lights Streetball, tetapi berprestasi di Open Run kota lain, beberapa di antaranya adalah Keree Streetball Magelang (bermain di Open Run kota Semarang & Yogyakarta), Black Juice dari kota Palangkaraya (bermain di Open Run kota Banjarmasin), dan masih banyak lagi. Streetball di Indonesia sudah sangat berkembang pesat! Kita gak kalah dengan streetball di negara-negara lain.
bangunan tua di slatiga
Salatiga, Nostalgia Masa Lalu Bersama Bangunan
Tua
Salatiga, sebuah kota persinggahan saat melintas
dari arah Semarang atau Solo. Dengan hawa sejuk
karena berada di kaki Gunung Merbabu sisi Timur
laut, menjadikannya sebagai kota yang nyaman dari
segi cuaca. Sebagai kota pendidikan, karena ada
salah satu Universitas yang terkenal dengan
miniaturnya Indonesia, yakni Universitas Kristen
Satya Wacana. Hadir dengan sejarang yang panjang
dan penuh dengan cerita, layak Salatiga dijadikan
kota sejarah. Berbagai peninggalan kolonial masih
ada dan masih bisa dinikmati, bahkan hingga saat
ini masih ada yang digunakan sebagai hunian dan
perkantoran. Menguak sejarak Kota Salatiga dari
awal berdiri, kolonial dan masa kini.
Sejarah Salatiga di mulai dari Prasasti Plumpungan,
sebuah batu dengan ukuran 170×150cm dengan
diameter 5m. Di permukaan batu tersebut tertulis
sebuah ketetapan hukum tentang status tanah
perdikan atau swantantra bagi Desa Hampra. Status
tersebut penting artinya karena daerah perdikan
bebas pajak dan memiliki kekhususan tertentu.
Prasasti yang ditulis dengan huruf jawa kuno
dengan bahasa sansekerta tertera “Srir Astu Swasti
Prajabhyah”, yang artinya: “Semoga Bahagia,
Selamatlah Rakyat Sekalian”, ditulis pada hari Jumat,
tanggal 24 Juli tahun 750 Masehi.
Penamaan Kota kecil ini dengan Salatiga, tak lepas
dari peran Ki Ageng Pandanaran II yang waktu itu
menjabat sebagai Bupati Semarang. Dikisahakan Ki
Pandanarang mengundurkan diri dari jabatannya
dan mengasingkan diri menuju selatan. Saat
sampai di daerah perdikan, Ki Pandanarang II
berserta keluarganya di rampok oleh 3 orang. 3
perampok akhirnya dapat dikalahkan dan menjadi
pengikutnya, dan dari kejadian tersebut dinamailan
Salatiga yang berasal dari Salat tiga. Kata Salat Tiga
dari kisah “Kangmas, Tulung! Wonten Tyang, salat
telu! Kangmas, tolong! Ada Tiga orangutan
penyamun”. Versi lain mengatakan Saltiga berasa
dari kata Sela/Selo (batu) dan Tigo (tiga). 3 batu
tersebut dari sebuah candi yang menurut legenda
terletak di samping aliran sungai Kali Taman,
Benoyo.
Pada masa kolonial Belanda, Salatiga pernah
mencatat sejarah sebagai tempat
ditandatanganinya Perjanjian Salatiga antara
Pangeran Sambernyawa, Kasunanan Surakarta dan
VOC pada 17 Maret 1757. Perjanjian ini menyepakati
berdirinya Kadipaten Mangkunegaran dan
Pangeran Sambernyawa berhak memakai gelar
Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegara I. Gelar yang
sama berhak dipakai keturunan Pangeran
Sambernyawa.
Kota kecil yang menghubungkan Semarang dan
Solo dan masuk dalam segitiga emas Joglosemar
“Jogja, Solo, Semarang” menjadikan Salatiga
sebagai tempat yang strategis. Berketinggian
600-850 dengan iklim sejuk, maka pada jaman
pemerintahan Belanda sempat memperoleh
julukan “kota terindah di Jawa Tengah”. Pada
pertengahan abad 19 hingga memasuki abad 20,
Salatiga dikenal sebagai daerah peristirahatan bagi
para pejabat pemerintah kolonial maupun orang-
orang Eropa. Tidak mengherankan jika Salatiga
waktu itu menjadi tempat hunian bagi orang-orang
Eropa, terbukti dari peta kuno yang menjelaskan
perkampungan Eropo disertai peninggalannya.
Beberapa bangunan bersejarah peninggalan Eropa
masih kokoh berdiri, namun tidak sedikit yang kini
tinggal kenangan saja. ada sebuah bangunan di
pusat pemerintahan pada waktu itu, yakni rumah
Bupati. Baron van der Schoot-of Heeckeren yang
“bangunan datar” bernama karena atap datar,
(Gedung Papak) masih digunakan sebagai kantor
walikota pemerintah kota Salatiga. Halaman yang
asri dengan pohon-pohon besar seolah tak
mengubah suasana masa lalu.
Djoen Eng Mercury (1859-1935), pengusaha sukses
dari Taiwan. Di salatiga ia membuat bangunan
rumah mewah berarsitektur Cina yang didalamnya
dipenuhi marmer dan hiasan porselen. Terletak di
lereng Gunung Bunder, bangunan ini sangat
megah pada masa itu. Pada tahun 1930, Djoeng
Eng terkena krisis dan bangkrut dan beberapa aset
disita. Bangunan ini kemudian di invasi oleh
penjahah dan akhirnya di beli oleh Gereja Katolik.
Bangunan yang kian lama kian lapuk sehingga di
pugar terutama pada atapnya.
Kini bangunan tersebut menjadi Institut Roncali
yang di gunakan sebagai salah satu pusat spriritual
di Indonesia. Selain sebagai pusat spiritual, institut
Roncali juga digunakan sebagai rumah retreat,
ibadah dan pengobatan. Arsitektur eksterior dan
interior masih tetap dipertahankan, Hanya
beberapa bagian yang ditambah untuk
menyesuaikan dengan keadaan. Halaman yang
luas, asri dan sejuk serta suasana yang tenang
memang sangat tepat sebagai tenpat untuk
mengaktualisasi diri dengan Sang Khalik.
Dipusat kota ada sebuah bangunan kuno yang
terhimpit beton-beton kontruksi modern. sebuah
Gereja yang didirikan pada tahun 1823 masih kokoh
berdiri. Gereja yang kini bernama GPIB Taman Sari
yang seangkatan dengan gereja Blenduk di
Semarang masih kokoh berdiri dan masih
digunakan sebagai tempat Ibadah. Didekat gereja
tersebut ada sebuah bangunan berupa rumah
tinggal, yang terkenal dengan kisah cinta Sang
Proklamator. Bangunan yang kini berdiri di samping
apotik vitra adalah ruma ibu Hartini, yang pada
waktu itu mampu memikat hati Soekarno yang
tinggal di rumah dinas walikota.
Bangunan kuno tak lepas dari Militer, karena semua
aset peninggalan Belanda jatuh di tangan TNI pada
waktu perebutan. Ada 3 bangunan yang kini
menjadi saksi bisu dari sejarah masa lalu.
Bangunan yang kini menjadi rumah dinas Dandim
dulu pernah di Pakai sebagai rumah dinas
Soeharto. Kantor Polantas Salatiga dulu adalah
sebuah bangunan dan benteng yang kokoh. Yang
Menarik adalah bangunan “Kubah Kembar”.
Bangunan yang mirip dengan Lawang Sewu, karena
ada Kubah di sisi kanan kiri yang di gunakan
sebagai tempat pasokan air. Bangunan ini
dibangun bersamaan dengan Djoeng Eng yang kini
diperuntukan sebagai Detasemen Perhubungan
Korem 073 (Denhubrem 073). Berdiri di atas bukit,
dari balkon atas mata bisa luas memandang
Gunung Merbabu, telomoyo dan Ungaran.
Bangunan kuno yang kini masuk dalam Benda
Cagar Budaya, kiranya masih terus dapat
dipertahankan. Bangunan-bangunan tua tersebut
adalah bukti bahwa Salatiga pernah menjadi kota
terindah di Jawa Tengah pada tahun 1900. Bukti
kemajuan waktu itu yang kini semakin lapuk oleh
perubahan. Butuh keseriusan semua pihak untuk
menjaga warisan tak ternilai tersebut. Salatiga Srir
Astu Swasti Prajabhyah.
Sabtu, 14 April 2012
sejarah kota salatiga
Sejarah
Ada beberapa sumber yang dijadikan dasar untuk mengungkap asal-usul Salatiga, yaitu yang berasal dari cerita rakyat, prasasti maupun penelitian dan kajian yang cukup detail. Dari beberapa sumber tersebut Prasasti Plumpungan-lah yang dijadikan dasar asal-usul Kota Salatiga. Berdasarkan prasasti ini Hari Jadi Kota Salatiga dibakukan, yakni tanggal 24 Juli 750 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kota Salatiga Nomor 15 Tahun 1995 tentang Hari Jadi Kota Salatiga.Prasasti Plumpungan
Prasasti Plumpungan, cikal bakal lahirnya Salatiga, tertulis dalam batu besar berjenis andesit berukuran panjang 170cm, lebar 160cm dengan garis lingkar 5 meter yang selanjutnya disebut Prasasti Plumpungan.Berdasar prasasti di Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, maka Salatiga sudah ada sejak tahun 750 Masehi, pada waktu itu Salatiga merupakan perdikan.
Perdikan artinya suatu daerah dalam wilayah kerajaan tertentu. Daerah ini dibebaskan dari segala kewajiban pajak atau upeti karena daerah tersebut memiliki kekhususan tertentu, daerah tersebut harus digunakan sesuai dengan kekhususan yang dimiliki. Wilayah perdikan diberikan oleh Raja Bhanu meliputi Salatiga dan sekitarnya.
Menurut sejarahnya, di dalam Prasasti Plumpungan berisi ketetapan hukum, yaitu suatu ketetapan status tanah perdikan atau swantantra bagi Desa Hampra. Pada zamannya, penetapan ketentuan Prasasti Plumpungan ini merupakan peristiwa yang sangat penting, khususnya bagi masyarakat di daerah Hampra. Penetapan prasasti merupakan titik tolak berdirinya daerah Hampra secara resmi sebagai daerah perdikan atau swantantra. Desa Hampra tempat prasasti itu berada, kini masuk wilayah administrasi Kota Salatiga. Dengan demikian daerah Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan yang bebas pajak pada zaman pembuatan prasasti itu adalah daerah Salatiga sekarang ini.
Konon, para pakar telah memastikan bahwa penulisan Prasasti Plumpungan dilakukan oleh seorang citralekha (penulis) disertai para pendeta (resi). Raja Bhanu yang disebut-sebut dalam prasasti tersebut adalah seorang raja besar pada zamannya yang banyak memperhatikan nasib rakyatnya.
Isi Prasasti Plumpungan ditulis dalam Bahasa Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. Tulisannya ditatah dalam petak persegi empat bergaris ganda yang menjorok ke dalam dan keluar pada setiap sudutnya.
Dengan demikian, pemberian tanah perdikan merupakan peristiwa yang sangat istimewa dan langka, karena hanya diberikan kepada desa-desa yang benar-benar berjasa kepada raja. Untuk mengabadikan peristiwa itu maka raja menulis dalam Prasasti Plumpungan Srir Astu Swasti Prajabhyah, yang artinya: "Semoga Bahagia, Selamatlah Rakyat Sekalian". Ditulis pada hari Jumat, tanggal 24 Juli tahun 750 Masehi.
Zaman kolonial
Salatiga pada masa kolonial tercatat sebagai tempat ditandatanganinya perjanjian antara Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said (kelak menjadi KGPAA Mangkunegara I) di satu pihak dan Kasunanan Surakarta dan VOC di pihak lain. Perjanjian ini menjadi dasar hukum berdirinya Kadipaten Mangkunegaran.Pada zaman penjajahan Belanda telah cukup jelas batas dan status Kota Salatiga, berdasarkan Staatsblad 1917 No. 266 Mulai 1 Juli 1917 didirikan Stadsgemeente Salatiga yang daerahnya terdiri dari 8 desa.
Karena dukungan faktor geografis, udara sejuk dan letak yang sangat strategis, maka Salatiga cukup dikenal keindahannya di masa penjajahan Belanda, bahkan sempat memperoleh julukan "Kota Salatiga yang Terindah di Jawa Tengah".
Zaman kemerdekaan
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga adalah bekas stadsgemeente yang dibentuk berdasarkan Staatsblad 1929 No. 393 yang kemudian dicabut dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kecil Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.Geografi
Salatiga terletak di ketinggian 750-850 mdpl, dan terletak di lereng timur Gunung Merbabu yang membuat daerah Salatiga menjadi lebih sejuk. Pemandangan Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo, dan Gunung Merbabu yang indah membuat Salatiga menjadi daerah yang indah dan spektakuler. Seluruh Wilayah Salatiga dibatasi oleh Kabupaten Semarang, antara lain di bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Pabelan, di bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Tengaran, di bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Getasan, di bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Tengaran dan Kecamatan Pabelan.Pendidikan
Di kota ini terdapat Universitas Kristen Satya Wacana, salah satu universitas swasta ternama di Indonesia, yang pernah terkenal di tahun 80-an karena kekritisan para mahasiswa dan dosennya terhadap Pemerintah Orde Baru. Selain itu terdapat pula STAIN Salatiga, satu-satunya perguruan tinggi Islam di Kota Salatiga yang berdiri berkat dukungan berbagai pihak terutama para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Sekolah-sekolah menengah di Salatiga melalui Internet dihubungkan dalam Jaringan Pendidikan Salatiga. Adapun sekolah-sekolah menengah umum di Salatiga antara lain SMA Negeri 1 Salatiga, SMA Negeri 2 Salatiga, SMA Negeri 3 Salatiga, dan beberapa SMA swasta. Sedangkan untuk sekolah kejuruan ada SMK Negeri 1 Salatiga, SMK Negeri 2 Salatiga, SMK Negeri 3 Salatiga dan beberapa SMK swasta.Di Salatiga ada 10 SMP Negeri, 1 MTs Negeri dan beberapa SMP swasta seperti SMP Islam Al Azhar 18, SMP Stella Matutina, SMP Kristen 1, SMP Kristen 2, dan SMP Laboratorium Satya Wacana. Adapun beberapa SD Negeri yang tersebar di banyak daerah dan juga swasta yang banyak terpusat diperkotaan.
Sebagai Kota Pendidikan, Salatiga juga memiliki Perpustakaan Umum Kota Salatiga sebagai wahana pembelajaran sepanjang hayat yang menyediaan sumber informasi dan pengetahuan bagi setiap orang, khususnya bagi warga Salatiga.[2]
Rabu, 04 April 2012
Langganan:
Postingan (Atom)